Fakta Cuaca Kota Medan



FAKTA CUACA KOTA MEDAN
TAHUN 2018


A.    MENGENAL KOTA MEDAN
Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatra Utara. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, dengan luas daerah 265,10 km². Dengan jumlah penduduk sebanyak 2.210.624 jiwa (Data 2015).


BANDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
Merupakan bandara terbesar ketiga di Indonesia, setelah Soekarno-Hatta (JKT) dan Kertajati (Jabar).
Terletak di Kabupaten Deli Serdang, 26 km arah timur dari pusat kota Medan.
Sebagai pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat.
Medan adalah kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan bandara dengan kereta api


DANAU TOBA DAN PULAU SAMOSIR
Kebanyakan orang mengira bahwa Danau Toba terletak di Kota Medan, namun pada faktanya Danau Toba terletak di dekat Parapat, Kabupaten Simalungun. Jarak tempuh Kota Medan menuju Danau Toba kurang lebih 6 jam melalui jalur darat. Danau Toba ini merupakan danau terbesar di Indonesia  dengan area permukaan seluas 1.130 km². Di tengahnya berdiam sebuah pulau yang dikenal sebagai Pulau Samosir. (Wikipedia.org)
Info Geologi:
Danau Toba terbentuk akibat letusan supervulcano (Gunung Api Purba). Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air.
Gambar 4 Pulau Samosir dan Danau Toba
Sumber:


B.     IKLIM KOTA MEDAN

Kota Medan memiliki iklim tropis. Terdapat curah hujan yang signifikan sepanjang tahun di Kota Medan. Bahkan bulan terkering masih memiliki banyak curah hujan. Menurut Köppen dan Geiger, iklim ini diklasifikasikan sebagai Af. Selain itu, Kota Medan memiliki pola curah hujan Equatorial.
Di Kota Medan, suhu rata – rata tahunan adalah 26,4°C. Dalam setahun, curah hujan rata – rata adalah 3415 mm.
Variasi dalam presipitasi antara bulan terkering dan bulan terbasah adalah 273 mm. suhu rata – rata bervariasi sepanjang tahun menurut (selisih) 0,8°C.
Sumber : en.climate-data.org

World Map of Köppen-Geiger Climate Classification


Kelompok A (Iklim Tropis, berkarakter temperature tinggi):
Af (Iklim hutan hujan tropis): curah hujan bulanan tidak kurang dari 60 mm pada setiap bulan.
contoh: Kota Bogor.
Am (Iklim muson tropis): curah hujan bulan terkering kurang dari 60 mm tetapi >4% curah hujan tahunan.
contoh: Jakarta dan Makasar.
Aw (iklim sabana tropis): curah hujan bulan terkering kurang dari 60 mm dan <4% curah hujan tahunan.
contoh: Kupang.
Pola Curah Hujan di Indonesia

1. Curah Hujan Pola Monsunal
Pola monsun dicirikan oleh tipe curah hujan yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan) dimana pada bulan JJA terjadi musim kering, sedangkan untuk bulan DJF merupakan bulan basah. Sedangkan enam bulan sisanya merupakan periode peralihan atau pancaroba. Daerah yang didominasi oleh pola monsun ini berada di daerah Sumatra bagian Selatan, Kalimantan Tengah dan Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan sebagian Papua.
2. Curah Hujan Pola Ekuatorial
Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk bimodial (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks. Daerahnya meliputi pulau Sumatra bagian tengah dan Utara serta pulau Kalimantan bagian Utara
3. Curah Hujan Pola Lokal
Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodial (satu puncak hujan), tetapi bentuknya berlawanan dengan tipe hujan monsun. Daerahnya hanya meliputi daerah Maluku, Sulawesi dan sebagian Papua.














Oleh: Kelompok 2
I Putu Yudha Permadani S (11.18.0092)
Suwignyo Prasetyo (11.18.0107)
Wahyu Kurniawan (11.18.0110)




Posting Komentar

0 Komentar